Fenomena berita kesehatan viral memang tak bisa dipungkiri lagi. Setiap hari, kita selalu disajikan dengan berbagai informasi terkait kesehatan yang menyebar dengan cepat di media sosial. Namun, apakah semua informasi tersebut bisa dipercaya? Apakah benar adanya atau justru hoaks belaka?
Menurut dr. Reisa Broto Asmoro, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, mengatakan bahwa fenomena berita kesehatan viral memang perlu diwaspadai. “Kita harus bijak dalam menyikapi informasi yang tersebar di media sosial. Bukan semua informasi yang viral itu benar, ada yang hoaks dan bisa membahayakan masyarakat,” ujarnya.
Salah satu contoh fenomena berita kesehatan viral adalah tentang minum air kelapa bisa menyembuhkan COVID-19. Menurut dr. Reisa, hal tersebut adalah hoaks. “Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim tersebut. Masyarakat harus bijak dalam menyaring informasi yang diterima,” tambahnya.
Selain itu, Prof. dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD, PhD, dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) juga mengingatkan pentingnya mengonfirmasi informasi kesehatan sebelum menyebarkannya. “Jangan sembarangan menyebarkan informasi seputar kesehatan tanpa konfirmasi dari sumber yang terpercaya. Kita harus waspada dengan hoaks yang bisa merugikan banyak orang,” ujarnya.
Sebagai masyarakat yang cerdas, kita perlu kritis dalam menyikapi berita kesehatan viral. Jangan langsung percaya begitu saja tanpa melakukan pengecekan. Konsultasikan dengan tenaga medis atau sumber yang terpercaya sebelum mengambil keputusan terkait kesehatan.
Dalam era digital seperti sekarang, fenomena berita kesehatan viral memang tidak bisa dihindari. Namun, dengan kecerdasan dan kehati-hatian kita, kita bisa terhindar dari informasi hoaks yang berpotensi merugikan. Jadi, apakah fenomena berita kesehatan viral fakta atau hoaks? Kembali lagi pada kita sebagai individu untuk bijak dalam menyikapinya.